Pages

Sunday, February 10, 2019

Jekardah, Cinta Pertama

Auouououououo, mari kita berbicara tentang cinta pertama. Sewaktu saya kecil entah kenapa saya begitu tergila – gila dengan kota Jakarta. Yaps, ibukota negara kita yang tercinta ini selalu terngiang – ngiang di otak dan hati sanubari saya, #halah. Bagi saya yang orang kampung dan “kampungan” ini, Jakarta atau yang sering disebut Jekardah ini bagaikan magnet yang begitu besar.

Ketika melihat gedung – gedung pencakar langit kota Jakarta yang ada di tipi – tipi saya selalu ngiler. Duuuuh, pengen rasanya bisa melihat secara langsung dan manjat ke gedungnya (sekalian saya cakar – cakar deh kayak kucing). Saya selalu mengutarakan keinginan dan mimpi saya ini ke orang tua....

Saya : “Ma, pengen deh bisa ke Jakarta.” (menunjuk ke gambar di tipi)

Mama : “Duuuh, ngapain coba tinggal di Jakarta ? Macet. Banjir lagi.” (sambil kibas poni)

Saya : “Ya gapapa. Yang penting kan Jakarta itu keren. Banyak gedung tingginya.”

Mama : “Makan dah tuh gedung tinggi sampe kenyang.”

Saya : “Pa, ke Jakarta yuk.” (meminta pembelaan)

Papa : “Iya, tapi kamu pergi ke sana sendiri aja ya ? Naik odong - odong.”

Saya : “Zzzzzzzzzz.....”

Walaupun banyak yang mengatakan Jakarta itu sering kena banjir, banyak kriminalitas, macet cet cet, lebih kejam dari ibu tiri (padahal yang ngomong itu juga nggak punya ibu tiri), saya tetap tidak peduli. Ya namanya juga cinta fitri eh cinta monyet kan yee ? Mau orang ngomong apapun nggak akan merubah rasa cinta saya, #janganmuntahyee......

Aitttts, tapi yang namanya hidup ye, kadang kenyataan memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Wong saya lahir dari keluarga tidak mampu, SPP aja udah ga dibayar selama tiga tahun, rumah juga masih ngekos itupun satu kamar kecil diisi plek ketuplek sama 5 orang (saya, papa, mama, adik, dan kakak saya) berjejer kayak ikan pindang. Mau jalan – jalan ke Jakarta ? Duuh, mending duitnya pake beli kerupuk aja deh.

Hingga suatu waktu orang tua saya sudah tidak mampu membiayai SPP dan hidup saya lagi. Akhirnya saya dititipkan di sebuah panti asuhan di Negara, Bali saat saya masih SD (sedangkan orang tua saya tinggal di Denpasar, 120 an km dari panti asuhan tempat saya tinggal). Setiap liburan biasanya saya pulang sendiri naik bus ke rumah atau nebeng sama truk yang kebetulan lewat.

Suatu waktu ketika saya baru saja habis liburan dari Denpasar dan sampai di panti asuhan saya dikejutkan dengan sebuah kabar. Ternyata waktu saya liburan ke Denpasar sempat ada sponsor yang datang ke panti dan menawarkan diri menjadi orang tua asuh. Orang itu kebetulan tinggal di Jakarta dan pastinya anak yang bersedia akan diajak tinggal di Jakarta juga. Yups, dan teman sekamar saya yang akhirnya mendapat kesempatan itu.

Saya cuma bisa mewek di pojokan. Huhuhuhu, kalau seandainya saya tidak ke Denpasar pastinya saya juga akan diajak ke Jakarta. Yo weslah, mungkin belum waktunya, pikir saya waktu itu. Belum tentu juga orang yang menawarkan diri menjadi orang tua asuh bener – bener baik. Siapa tahu dia termasuk salah satu sindikat penculikan kayak di berita – berita atau cerita detektip itu kan ? #mengkhayalmodeon. Saya mencoba bersabar dan tetap yakin akan rencana Tuhan yang pastinya indah untuk hidup saya (#aseeeek, sok bijak sekali – sekali).

Kesempatan kedua untuk ke Jakarta juga saya lewatkan. Jadi waktu itu saya masih SMP dan tinggal bersama kakek di Yogya dan bersekolah di sana (udah kayak manusia purba aja ye hidup berpindah – pindah ?). Setiap liburan akhir semester saya menyempatkan diri untuk pulang ke Denpasar dengan naik bus sendiri. Nah, suatu waktu ketika liburan akhir semester saya ditawari dua pilihan oleh om saya......

“Kamu mau liburan ke rumah om di Jakarta atau pulang ke Denpasar ?” tanya om saya.

Sumpah yeee, ini pilihan paling rumit dalam hidup saya. Jakarta adalah cinta pertama sekaligus mimpi saya. Tapi,, saya juga kangen banget sama orang tua (maklum masih bocah, masih imut – imutnya), akhirnya dengan berat hati saya memutuskan untuk pulang ke Denpasar saja. Huhuhu, hilang sudah kesempatan itu. Bye Bye, cintaaaaaaaa....

Saya pun bertekad akan mengunjungi kota Jakarta. Saya mulai menabung sedikit demi sedikit dan terus berdoa membisikkan impian saya ini kepada Tuhan. Pokoknya saya harus bertemu doi. Haruuuuus. Saya selalu percaya di dunia ini tidak hal yang mustahil. Wong manusia aja bisa pergi ke bulan masak saya ga bisa cuma ke Jakarta doang ?

Yaps, dan Tuhan itu ga pernah tidur. Waktunya kita berbeda dengan waktunya Tuhan. Ketika Tuhan berkata “sudah waktunya” gada satupun yang bisa menghalangi. Akhirnya ketika saya SMA semua itu tercapai. Saya berhasil melihat kota Jakarta, cinta pertama saya dengan mata kepala sendiri saat study tour dengan uang hasil tabungan saya dan bantuan dari kakak saya.

Aiiih, betapa terharunya saya saat itu. Akhirnya cinta saya tidak bertepuk sebelah tangan lagi. Saya bisa melihat gedung – gedung pencakar langit itu berdiri megah di depan mata. Luaaaar binasaaaaaa. Sejak itu saya pun diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mengunjungi kota ini berkali –kali. Dan walaupun saya sering bolak balik belek ke Jakarta, saya tetap cinta dengan kota ini, apapun itu kekurangannya (namanya juga udah cinta kan ye?). Jadi, bagaimana dengan cinta pertama kalian ? Sudahkah kalian menemuinya ? Wekekekkek.

1 comment:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete